Krisis Global ternyata tidak saja mempengaruhi perekonomian Amerika dan negara maju lainnya, ternyata Indonesia sebagai Negara berkembang tidak luput terkena imbasnya. Banyak perusahaan besar di Indonesia seperti Bogasari merencanakan akan mem-PHK 500 karyawannya dan akan diikuti oleh perusahaan lainnya.
Sehubungan dengan krisis ekonomi global ini ada pertanyaan yang cukup menggelitik yaitu Etiskah bila kita menolak permintaan kenaikan honor dan gaji karyawan disaat perusahaan juga tengah susah seperti saat ini?
Betapa banyaknya dan seringnya kita merasa sulit mengungkapkan kabar buruk atau berkata tidak pada orang lain. Kesulitan mengungkapkan kabar buruk dan berkata tidak ini ternyata tidak semata terjadi pada saat kita berada dalam posisi tidak berdaya tapi bahkan juga pada saat kita full power sebagai atasan. Mungkin hampir semua dari kita terutama budaya timur setuju bahwa mengatakan tidak memang sulit diterapkan karena mengundang rasa kikuk, rasa bersalah, ketegangan bahkan ketakutan akan merusak persahabatan dan karir. Itulah sebabnya banyak orang tidak memilih mengatakan tidak tetapi juga tidak mengatakan apa-apa sehingga tidak ada tindakan yang dilakukan.
Sebagai atasan yang tahu mengenai lancar atau tidaknya cashflow perusahaan, kata TIDAK harus TEGA diucapkan apabila dengan menaikan honor atau gaji karyawan akan menyebabkan kekacauan keuangan perusahaan. Kita tidak mau hal itu terjadi bukan? Tindakan yang tidak popular untuk mencegah perusahaan dari ancaman kebangkrutan adalah melakukan tindakan PHK terhadap karyawan. Tetapi mungkin ini adalah pilihan terakhir apabila perusahaan sudah melakukan perampingan sana sini dengan mengurangi biaya yang tidak perlu, menekan biaya operasional dengan mencari harga murah dari supplier dan mengurangi kebocoran karena penggunaan barang yang sembrono. Akan tetapi apabila cashflow lancar dan profit bagus, sungguh terlalu sebagai atasan begitu tega tidak menaikan honor dan gaji karyawan apalagi kinerja karyawan yang luar biasa bagus.
Sehubungan dengan krisis ekonomi global ini ada pertanyaan yang cukup menggelitik yaitu Etiskah bila kita menolak permintaan kenaikan honor dan gaji karyawan disaat perusahaan juga tengah susah seperti saat ini?
Betapa banyaknya dan seringnya kita merasa sulit mengungkapkan kabar buruk atau berkata tidak pada orang lain. Kesulitan mengungkapkan kabar buruk dan berkata tidak ini ternyata tidak semata terjadi pada saat kita berada dalam posisi tidak berdaya tapi bahkan juga pada saat kita full power sebagai atasan. Mungkin hampir semua dari kita terutama budaya timur setuju bahwa mengatakan tidak memang sulit diterapkan karena mengundang rasa kikuk, rasa bersalah, ketegangan bahkan ketakutan akan merusak persahabatan dan karir. Itulah sebabnya banyak orang tidak memilih mengatakan tidak tetapi juga tidak mengatakan apa-apa sehingga tidak ada tindakan yang dilakukan.
Sebagai atasan yang tahu mengenai lancar atau tidaknya cashflow perusahaan, kata TIDAK harus TEGA diucapkan apabila dengan menaikan honor atau gaji karyawan akan menyebabkan kekacauan keuangan perusahaan. Kita tidak mau hal itu terjadi bukan? Tindakan yang tidak popular untuk mencegah perusahaan dari ancaman kebangkrutan adalah melakukan tindakan PHK terhadap karyawan. Tetapi mungkin ini adalah pilihan terakhir apabila perusahaan sudah melakukan perampingan sana sini dengan mengurangi biaya yang tidak perlu, menekan biaya operasional dengan mencari harga murah dari supplier dan mengurangi kebocoran karena penggunaan barang yang sembrono. Akan tetapi apabila cashflow lancar dan profit bagus, sungguh terlalu sebagai atasan begitu tega tidak menaikan honor dan gaji karyawan apalagi kinerja karyawan yang luar biasa bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar